[quote type=”center”]Siapa bilang sakit maag hanya milik orang dewasa.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]M[/dropcap]aag (dispepsia) ternyata cukup banyak menyerang anak-anak usia 5-18 tahun. Maag adalah kumpulan gejala pencernaan yang terdiri dari kembung, nyeri ulu hati, mual, muntah atau rasa cepat kenyang.
Berdasarkan gejalanya, maag dibagi menjadi :
- Maag tipe ulkus dengan gejala nyeri ulu hati yang lebih dominan.
- Maag tipe fungsional dengan gejala kembung dan mual yang lebih dominan.
Sakit maag disebabkan oleh reaksi radang di lambung yang muncul karena tidak seimbangnya faktor perlindungan. Normalnya, dinding lambung selalu terlindungi, tetapi dengan adanya peningkatan asam, rusaknya pembuluh darah lambung, minum obat-obatan tertetu, paparan asap rokok hingga stress emosional bisa merusak keseimbangan itu dan menimbulkan sakit maag. Anak-anak yang sering mengonsumsi obat-obatan tertentu misalnya obat untuk nyeri kronis, bisa terkena maag.
Faktor penyebab lain dari maag adalah kuman H.pylori yang bisa menginfeksi lambung ana k dengan gejala-gejala nyeri ulu hati, terbangun di malam hari dan sering muntah, berat badan menurun, diare berulang. Bila menemukan gejala-gejala seperti ini sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis anak sub spesialis gastroentrologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Waspada akan keluhan sakit perut
Kapan Anda harus curiga si kecil terkena maag? Bila si kecil mengeluh sakit perut disertai mual dan muntah yang dipengaruhi makanan, sebaiknya Anda datang ke dokter untuk memastikan apakah ia terkena maag atau tidak. Pemberian obat-obatan oleh dokter lebih kepada mendukung kembalinya keseimbangan antara zat pelindung dan faktor perusak di lambung.
Pola makan pada anak sakit maag
Pemberian pola makan sedikit tapi sering baik untuk menghindari naik turunnya asam lambung. Hindari makanan yang merangsang asam lambung seperti cuka, asam, pedas dan soda.