[quote type=”center”]Bila kehalusan kulit si kecil tercemari berbagai masalah kulit, orangtua seringkali panik, dan mudah percaya akan adanya mitos yang keliru….[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]B[/dropcap]egitu banyak mitos yang berkembang di masyarakat, beberapa diantaranya kami pilihkan untuk Anda, agar lebih paham, apakah itu sekadar mitos atau fakta.
1. Cacar tak boleh mandi
Anak yang cacar justru perlu menjaga kebersihan kulitnya dengan lebih baik karena lebih mudah terjadi infeksi terutama pada saat bintil-bintil mulai memecah dan kering. Pada saat bintil-bintil memecah, tak perlu memberikan bedak karena bedak akan menempel dan membuat kulit lebih mudah terinfeksi.
2. Bintik bintik di pipi saat lahir akibat terkena susu
Bintik-bintik kemerahan di kedua pipi pada bayi baru lahir mungkin suatu gejala alergi. Kadang-kadang anak gelisah dan menggosok-gosokkan tangannya ke pipi. Alergi pada bayi yang mendapat ASI seringkali disebabkan makanan yang dikonsumsi ibu seperti susu sapi, kacang-kacangan, telur, dan seafood. Begitu halnya bayi yang minum susu sapi atau susu kedelai. Jadi, tidak benar bintik-bintik tersebut disebabkan pipinya terkena tetasan susu.
3. Bintil-bintil berair adalah gejala cacar
Bintil-bintil berair di kulit salah satunya memang disebabkan oleh cacar, tetapi cacar bukan satu-satunya penyebab bintil berair. Infeksi kuman-kuman kulit pun dapat menyebabkan gejala seperti ini yang disebut impetigo. Bedanya dengan cacar, bintil-bintil muncul tanpa pola tertentu, biasanya disertai nanah dan gatal. Kuman penyebab misalnya stafilokokus aureus atau streptokokus piogens. Paling sering mengenai area hidung, mulut, lengan, dan pada anak bayi di area popok. Impetigo bisa menular dan diobati dengan antibiotika karena penyebabnya adalah bakteri.
4. Bisul muncul akibat kebanyakan makan telur
Anak bisa alergi telur tetapi tidak langsung menyebabkan bisul. Bisul muncul bila kulit anak terinfeksi kuman. Ada beberapa kondisi yang memudahkan terjadi bisul salah satunya adalah eksim. Eksim bisa disebabkan karena alergi telur. Selain bentuk eksim, alergi telur bisa muncul menjadi bentol-bentol hingga reaksi alergi berat. Pada anak bayi di bawah usia satu tahun, alergi telur bisa muncul menjadi diare. Karena tingginya risiko alergi telur, biasanya telur diperkenalkan setelah usia satu tahun atau diperkenalkan secara bertahap.
5. Bayi baru lahir tak perlu dimandikan
Ini bukan mitos.Bayi baru lahir memang masih belum perlu mandi, karena tubuhnya masih relatif bersih. Justru, adanya lapisan putih membuat bayi tetap hangat, dan melindunginya dari hipotermia (kedinginan) salah satu komplikasi paling sering pada bayi baru lahir terutama dengan berat badan rendah. Biasanya bayi dapat mandi rendam bila tali pusatnya sudah puput.
Sebelum tali pusatnya puput, ibu dapat memandikan bayi dengan cara mandi seka, yaitu bayi diseka dengan waslap atau handuk lembut yang basah, kemudian disabuni dengan sabun bayi dan dibilas kembali dengan waslap.
6. Bayi tak mungkin terkena sunburn
Kulit bayi sangat sensitif, apalagi terhadap sinar matahari. Menjemur bayi pada jam 7 pagi adalah kebiasaan baik untuk mengurai bilirubin di kulit dan pembentukan vitamin D, tetapi hati-hati bila matahari makin beranjak dan bayi terkena sinar UV secara langsung. Kulit bayi menjadi kemerahan, yang kemudian akan menjadi kehitaman, bisa disertai rasa perih yang cukup mengganggu.