[quote type=”center”]Kelihatannya mungkin sepele, namun ruam popok bisa menjadi lebih parah dan ´ditunggangi´ infeksi lain.[/quote]
Kulit bayi yang sensitif sangat rentan dengan berbagai paparan. Salah satunya ruam popok yang penyebabnya dekat dengan si kecil :
- Iritasi feses dan urin. Paparan urin/feses dapat mengiritasi kulit bayi yang sensitif. Bayi Anda rentan mengalami ruam popok jika sering buang air besar, karena kotoran lebih mengiritasi daripada urin.
- Pengenalan makanan baru. Ketika bayi mulai makan makanan padat (4-12 bulan), terjadi perubahan feses, yang meningkatkan risiko ruam popok. Perubahan ini meningkatkan frekuensi buang air besar, sehingga dapat menyebabkan ruam popok. Jika bayi masih menyusu, makanan Anda dapat meningkatkan risiko ruam popok, misalnya makanan berbahan dasar tomat.
- Iritasi dari produk. Tisu basah, popok sekali pakai, deterjen, pelembut, bahan pemutih, semua bisa mengiritasi kulit bayi. Termasuk zat yang ditemukan di beberapa produk baby lotion, bedak, dan baby oil.
- Bakteri atau jamur. Infeksi kulit dapat menyebar ke daerah sekitar bokong, paha dan genital. Ini didukung oleh kondisi lembab, sehingga bakteri dan jamur mudah berkembang biak. Ruam ini biasanya dimulai dari lipatan kulit, ditandai dengan bintik-bintik merah di sekitar lipatan.
- Kulit sensitif. Bayi dengan kulit lebih sensitif lebih rentan mengalami ruam popok.
- Lecet akibat gesekan popok atau pakaian.
- Antibiotik. Antibiotik membunuh bakteri jahat dan baik. Rusaknya keseimbangan flora normal ini membuat kulit rentan mengalami infeksi jamur. Ini dapat terjadi pada bayi maupun ibu menyusui yang mengonsumsi antibiotik.
Kapan ke dokter?
Jika bayi Anda mengalami ruam popok yang gejalanya tidak kunjung membaik, bahkan disertai demam, konsultasikan dengan dokter. Buatlah catatan kecil tentang kondisi si kecil.
- Gejala yang muncul
- Pengobatan yang sudah Anda lakukan
- Jika Anda masih menyusui, obat/makanan apa yang Anda konsumsi
- Catat semua produk yang kontak dengan kulit bayi, misalnya merek popok, deterjen, sabun, lotion, bedak, dan baby oil yang telah digunakan
Buat daftar pertanyaan
- Apa penyebab paling mungkin?
- Adakah penyebab lain?
- Apa yang dapat dilakukan?
- Apa popok, salep, atau krim yang direkomendasikan untuk bayi saya?
- Bagaimana penggunaannya
- Apakah ada pengobatan lain yang disarankan?
- Apakah ada produk/bahan yang harus dihindari oleh bayi saya?
- Apakah saya harus diet bila masih menyusui ?
- Apa yang dapat saya lakukan agar kondisi ini tidak terulang?
Referensi :
- Horil KA. Overview of diaper dermatitis in infants and children. http://www.uptodate.com/home/index.html. Diunduh 10 November 2011.
- Cydulka RK, et al. Diaper dermatitis. In: Marx JA, et al., eds. Rosen’s Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 6th ed. St. Louis, Mo.: Mosby; 2006. Diunduh 9 November 2011.
- Diaper dermatitis. American Osteopathic College of Dermatology. http://www.aocd.org/skin/dermatologic_diseases/diaper_dermatitis.html.
- What can I do if my baby gets diaper rash? American Academy of Pediatrics. http://www.healthychildren.org/english/ages-stages/baby/diapers-clothing/pages/Diaper-Rash-Solution.aspx.