[quote type=”center”]Menyehatkan, kaya nutrisi dan praktis membuat pamor jus kian meroket. Tapi, mana lebih banyak manfaatnya dibandingkan potongan buah segar ?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]K[/dropcap]ebiasaan minum jus kian melekat pada gaya hidup masyarakat, terutama yang tinggal diperkotaan. Lihat saja, betapa mudahnya menemui stan penjual jus di mal-mal. Bahkan ada jus segar yang bisa diantar setiap hari sampai ke depan pintu rumah Anda. Tak hanya sebagai penghilang dahaga, anggapan bahwa minum jus menyehatkan sekaligus mencukupi kebutuhan nutrisi lah yang turut mendongkrak kepopulerannya. Rasanya yang manis dan segar membuat jus juga digemari oleh anak-anak. Praktis, tinggal disedot tak perlu repot mengunyah. Tak heran bila jus dilirik sebagai cara praktis memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin. Namun, apakah minum jus sama sehatnya dengan mengonsumsi potongan buah segar ?
Mana lebih baik?
Coba hitung, berapa kali dalam seminggu anak Anda mengonsumsi buah? Padahal buah-buahan merupakan sumber ideal vitamin, mineral dan serat yang dibutuhkan tubuh. Ketiganya bekerjasama mengendalikan metabolisme untuk menghasilkan energi dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, vitamin dan mineral juga memiliki fungsi khusus, yaitu untuk memelihara kesehatan mata, menjaga tulang dan kulit tetap kuat, serta sebagai antioksidan.
Mengingat demikian besar manfaat buah, sebaiknya kenalkan buah sejak dini kepada anak. Sekurangnya lima porsi perhari dibutuhkan untuk memenuhi asupan gizi mereka. Buah-buahan ini secara sederhana dapat dikonsumsi dengan tiga cara, yaitu: dalam bentuk potongan buah segar, dijus dan diblender. Namun, di antara ketiga cara ini, menurut dr. Samuel Oetoro, MS, SpGK, ahli gizi yang berpraktik di MRCCC Siloam Hospital, Semanggi, mengonsumsi buah utuhlah yang paling baik.
“Makan buah langsung tanpa dijus atau diblender akan merangsang enzim di rongga mulut untuk pencernaan,” kata Samuel. Dengan mengonsumsi potongan buah segar, anak mendapatkan keuntungan, baik nutrisi maupun seratnya.
Namun tak dapat dipungkiri, terkadang anak malas atau kurang suka mengonsumsi buah potong. Sebagai solusi, ibu biasanya akan memberikannya dalam bentuk yang lebih praktis, yaitu jus. Hanya saja, menurut Samuel, walaupun kaya gizi, cara ini menghilangkan serat pada buah.
“Kandungan gula pada buah pun jadi lebih mudah diserap tubuh. Akibatnya, kadar gula darah jadi lebih cepat naik,” ucapnya. Sedangkan bila anak memakan buah potong atau yang di-blender, kadar gula darah dalam tubuh naik secara perlahan-lahan. Dengan di-blender, serat masih didapat, walaupun tetap tidak merangsang enzim-enzim saliva di mulut.
Serat menjadi komponen yang hilang saat proses pembuatan jus. Padahal, begitu banyak literatur kesehatan yang menjelaskan manfaat serat bagi kesehatan, di antaranya :
- Mencegah konstipasi.
- Menjaga gula darah stabil.
- Membuat anak merasa lebih kenyang, sehingga mencegah mereka makan berlebihan.
- Mengajarkan pada anak berbagai tekstur, warna, dan rasa yang berbeda.
- Mengasah kemampuan mengupas dan mengunyah.
- Mengurangi risiko penyakit seperti diabetes, jantung, obesitas.
Jika jus jadi pilihan
Anak sebaiknya diajarkan untuk mengonsumsi buah dalam bentuk potongan segar atau di-blender. Menurut Samuel, jus boleh-boleh saja diberikan sebagai alternatif, apalagi jika anak menolak makan potongan buah. Sebaiknya berikan secara selang seling pada anak.
Selain kaya aneka vitamin, buah-buahan juga kaya akan mineral penting yang dibutuhkan tubuh, seperti zat besi, potasium, iodine, dan magnesium. Di sisi lain, jus juga bisa menjadi cara fun untuk menikmati buah-buah yang biasanya tidak pernah dicicipi. “Tak perlu khawatir mengonsumsi buah-buahan tertentu. Makan saja semua jenis buah. Masing-masing memiliki khasiat yang berbeda-beda,” kata Samuel. Anda pun bisa berkreasi dengan mencampur beberapa jenis buah sekaligus atau bahkan mengombinasikannya dengan sayur-sayuran yang mungkin sulit dimakan oleh anak Anda jika dalam bentuk masakan.
Para pakar dari Mayo Clinic, AS, menyarankan para orang tua untuk memberikan jus buah murni alias 100% fruit juice. Agar khasiatnya tidak berkurang, perhatikan catatan penting ini :
1. Pilih buah yang utuh dan matang
Ini penting untuk menjamin kandungan gizinya masih penuh. Pasalnya, vitamin A dan C sangat rentan terhadap cahaya, panas dan oksigen. Buah yang terlalu matang juga kurang baik karena kandungan gizinya sudah berkurang.
2. Cuci dahulu
Tujuannya untuk membuang kotoran sekaligus menghilangkan sisa pestisida yang mungkin menempel pada buah. Anda bisa mencuci buah dengan air mengalir atau dengan metode lemon juice bath (merendam buah di dalam air yang telah dicampur dengan garam dan buah lemon).
3. Pilih campuran yang sehat
Kadang mengonsumsi jus tanpa dicampur apapun dirasa kurang nikmat. Bila Anda ingin menambah pemanis, sebaiknya gunakan madu. Hindari menambah gula, sirup apalagi pemanis buatan.
Bagaimana bila anak menyukai jus kemasan ?
Boleh saja minum jus dalam kemasan, namun perhatikan beberapa hal sebelum membeli :
- Baca label dengan cermat.
- Pilih yang berlabel 100% fruit juice seperti 100% orange juice atau 100% apple juice.
- Jangan ambil yang berlabel drink, punch, cocktail, beverage atau ade. Semuanya tergolong junk fruit beverage yang berisi “sampah” alias kadar jus buahnya kurang dari 10% dan sisanya adalah air, gula, serta zat aditif.
- Baca dan perhatikan kandungan nutrisi (ingredients) yang tertera pada kemasan. Kebanyakan jus kemasan mengandung gula tinggi yang kurang baik bagi kesehatan.
- Pilih yang kemasannya kedap cahaya dan steril.
- Periksa apakah ada tulisan ‘Pasteurized’ yang artinya jus tersebut disterilkan dengan cara pasteurisasi, sehingga kandungan zat gizi di dalamnya tidak rusak.