[quote type=”center”]Tugas mulia seorang ibu adalah hamil, melahirkan, dan menyusui bayinya.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]B[/dropcap]ayi baru lahir membutuhkan perawatan yang baik, termasuk di dalamnya memberikan makanan terbaik, yakni ASI. Bahkan WHO dan UNICEF menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain.
Namun dalam perjalanannya, tidak semua ibu sukses memberikan ASI eksklusif. Ada beberapa kesalahan manajemen ASI yang membuat ibu terkendala. Apa saja?
1. ¨Dok, ASI saya terlalu sedikit¨
Begitulah keluhan ibu pascamelahirkan. Ada yang mengeluh ASI nya belum keluar, sehingga kuatir bahwa si kecil akan kelaparan. Ini merupakan kekeliruan persepsi. Seringkali ibu merasa ASI nya kurang, padahal sebenarnya cukup, hanya ibu kurang yakin dapat memproduksi ASI. Semakin sering dihisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin melimpah.
Solusi
- berikan ASI kapan pun (tanpa perlu menjadwalkan)
- hindari pemberian ASI lewat botol
- pastikan perlekatan bayi saat menyusui sudah benar
- berikan ASI secara bergantian (kanan dan kiri)
- yakinlah bahwa ibu mampu menyusui dengan baik
- dukungan dari suami dan orang sekitar sangat dibutuhkan
2. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar
Pengetahuan tentang ASI pada ibu kurang. Misalnya betapa pentingnya ASI bagi tumbuh kembang seorang anak, bagaimana mekanisme keluarnya ASI, bagaimana posisi perlekatan yang baik sehingga bayi dapat mengisap secara efektif dan ASI dapat keluar optimal.
Solusi
- memahami bahwa ASI is the best. Tidak ada makanan terbaik bagi bayi, kecuali ASI
- sejak kehamilan usia 32 minggu, kunjungi klinik laktasi untuk berkonsultasi bagaimana mempersiapkan pemberian ASI secara eksklusif
3. Ibu ingin melakukan relaktasi
Relaktasi merupakan suatu keadaan ibu yang telah berhenti menyusui dan ingin memulai menyusui kembali. Biasanya setelah tidak menyusu beberapa lama, produksi ASI berkurang, dan bayi cenderung malas menyusui (apalagi bila bayi sudah mendapatkan susu melalui botol).
Solusi
Untuk mengembalikan agar bayi dapat menyusui dari ibu kembali, gunakan alat ´suplementer´. Dengan suplementer bayi tidak marah karena mendapatkan susu dari selang dan payudara ibu akan terangsang kembali memproduksi ASI. Bila produksi ASI sudah mencukupi, suplementer tidak perlu digunakan lagi.
Baca artikel selanjutnya : 6 Kesalahan Manajemen ASI #2