[quote type=”center”]Gagal ginjal berarti menurunnya fungsi ginjal akibat adanya kerusakan pada ginjal.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]D[/dropcap]engan adanya penurunan fungsi ginjal ini maka terjadi peningkatan zat sisa metabolisme dan terjadi gangguan keseimbangan carain dan zat-zat yang harus dikeluarkan oleh ginjal. Dengan demikian, pengukuran berkala fungsi ginjal perlu dilakukan dengan melakukan pemeriksaan ureum dan kreatinin. Sedangkan untuk mengukur fungsi ginjal dokter akan menghitung laju filtrasi ginjal (LFG) melalui suatu rumus.
Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut berkaitan dengan gangguan suplai darah ke ginjal dan adanya gangguan fungsi komponen di dalam ginjal. Banyak kondisi yang dapat menyebabkan gangguan ini namun secara garis besar, dibedakan atas tiga kondisi:
- gangguan pra ginjal: disebabkan adanya kehilangan darah (perdarahan) atau kehilangan cairan melalui saluran cerna (muntah dan diare), adanya gangguan volume cairan dalam pembuluh darah misalnya pada luka bakar, sindrom nefrotik, dan akibat adanya gangguan pada jantung.
- gangguan dalam ginjal itu sendiri: akibat sindrom hemolitik uremik, infeksi pada ginjal (misalnya glomerulonefritis) dan adanya kerusakan pada tubulus ginjal.
- gangguan post ginjal: adanya sumbatan misalnya pada kelainan bawaan lahir, adanya batu atau bekuan darah, dan adanya tumor.
Umumnya, bila gangguan ini dapat diatasi, fungsi ginjal dapat kembali seperti semula.
Gagal ginjal kronik
Sejatinya, istilah gagal ginjal kronik sudah tidak digunakan lagi. Istilahnya diganti dengan penyakit ginjal kronik. Penyakit ginjal kronik ditandai adanya penurunan laju filtrasi ginjal (LFG) di bawah angka 60 dan telah berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Gagal ginjal adalah kondisi di mana fungsi ginjal sudah sedemikian menurunnya yang ditandai dengan angka LFG di bawah 15. Kondisi ini disebut juga gagal ginjal terminal dan memerlukan terapi pengganti ginjal seperti dialisis (misalnya hemodialisis) atau transplantasi ginjal.
Tahapan penyakit ginjal kronik dibagi atas 5 stadium, seperti tercantum pada tabel berikut:
Stadium | Keterangan | Nilai LFG (ml/menit/1.73 m2) |
1 | Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau á | > 90 |
2 | Kerusakan ginjal dengan LFG â ringan | 60 – 89 |
3 | Kerusakan ginjal dengan LFG â sedang | 30 – 59 |
4 | Kerusakan ginjal dengan LFG â berat | 15 – 29 |
5 | Gagal ginjal | < 15 |
Penyebab gagal ginjal kronik disebabkan kelainan bawaan lahir (disebut kelainan kongenital), glomerulonefritis, penyakit yang melibatkan banyak sistem tubuh misalnya diabetes, hipertensi, dan lainnya.
Gambaran anak dengan gagal ginjal
Umumnya, anak dengan gagal ginjal datang ke dokter dengan berbagai keluhan yang berkaitan dengan penyakit utamanya, atau sebagai akibat dari penurunan fungsi ginjalnya.
- kegagalan tubuh dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang ditandai dengan sembab pada tubuh. Gangguan elektrolit, misalnya kondisi keasama (pH) darah (asidosis) dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.
- menumpuknya racun (toksin) urem di dalam darah (uremia) dengan gejala seperti tidak nafsu makan (anoreksia), mual, dan muntah. Kondisi ini lambat laun akan menimbulkan malnutrisi dan protein pada anak.
- gangguan fungsi hormon misalnya hormon yang berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritropoietin) dan vitamin D3. Kekurangan eritropoetin akan menimbulkan anemia dan kekurangan vitamin D3 menimbulkan masalah pada tulang anak.
- gangguan respon terhadap hormon pertumbuhan. Pola pertumbuhan setiap anak dengan GGK dipengaruhi oleh faktor usia anak, umur saat mulai timbul gejala gagal ginjal dan jenis terapi. Pada gagal ginjal, pertumbuhan dapat tidak optimal yang mengakibatkan berkurangnya tinggi badan akhir.
Pada anak dengan gagal ginjal, khususnya penyakit ginjal kronik, dapat dijumpai kondisi peninggian tekanan darah atau hipertensi. Kondisi ini dapat berasal dari penyakit ginjal utamanya misalnya adanya refluks nefropati, penyakit ginjal polikistik, atau pada tahapan lanjut gagal ginjal kronik akibat adanya tertahannya garam dan air di dalam tubuh.
Pengobatan pada Gagal Ginjal
Anak dengan gagal ginjal memerlukan perawatan yang berkelanjutan. Perawatan dan pengobatan dilakukan sejak dari stadium gagal ginjal pra terminal. Perawatan ini bertujuan untuk mencegah gangguan metabolisme dalam tubuh, mengoptimalkan pertumbuhannya, dan mempertahankan fungsi ginjalnya selama mungkin, yang bahkan beberapa di antara mereka sampai memasuki masa dewasa.
Secara khusus, pengobatan dilakukan dengan mengendalikan kondisi-kondisi yang terjadi akibat gagal ginjal, antara lain :
- Untuk malnutrisi dan protein: memberikan asupan nutrisi dan protein yang cukup
- Untuk gangguan keseimbangan air dan elektrolit: membatasi asupan garam pada anak dengan hipertensi, menyesuaikan kebutuhan air yang masuk dengan jumlah urin yang keluar.
- Untuk gangguan keseimbangan asam basa dalam tubuh: memberikan suplemen natrium bikarbonat
- Untuk hipertensi: pengendalian hipertensi dengan memberikan obat antihipertensi dan pembatasan asupan garam.
- Untuk anemia: berikan nutrisi yang baik, suplemen zat besi dan asam folat, dan bila perlu berikan eritropoeitin rekombinan.
- Untuk gangguan pertumbuhan: mengatasi kondisi malnturisinya, mengatasi gangguan keseimbangan asam dalam darah, dan bila memang diperlukan, dapat diberikan terapi hormon pertumbuhan.
Pengobatan pada Gagal Ginjal Terminal
Pengobatan yang tepat, dapat memperlambat perburukan fungsi ginjal, namun begitu, pada kebanyakan kasus, kondisi gagal ginjal terminal, tidak dapat dihindarkan. Pada kondisi ini, diperlukan suatu terapi pengganti ginjal (TPG) seperti dialisis dan transplantasi darah.
Dialisis
DialIsis adalah mengeluarkan zat sisa metabolisme tubuh dan kelebihan cairan dalam darah. Dialisis dapat dilakukan dengan dua cara yakni hemodialisis dan dialisis peritoneal.
Hemodialisis:
Istilah ini dalam bahasa awam sering disebut dengan cuci darah, meski sebenarnya tidak tepat. Metode ini menggunakan sebuah mesin dialisis. Darah dari tubuh anak dikeluarkan melalui sebuah selang untuk kemudian difilter (penyaringan). Zat-zat sisa yang beracun dan kelebihan cairan akan dikeluarkan dari darah. Kemudian, darah yang sudah dibersihkan, dikembalikan lagi. Rata-rata, dilakukan 2-3 kali seminggu, dengan lama 4 – 5 jam setiap kalinya.
Dialisis peritoneal
Metode ini melibatkan rongga perut anak – peritoneum – sebagai penyaring (filter). Sebuah selang yang disebut kateter diperlukan untuk memasukkan cairan dialisat ke dalam rongga perut anak. Bedanya dengan hemodialisis, metode ini dapat dilakukan di rumah dan tidak memerlukan pengawasan tenaga medis terlatih. Orangtua penderita dan penderita akan mendapatkan pelatihan khusus sebelum dapat melakukan perawatan di rumah.
Transplantasi
Metode ini adalah terapi yang terbaik pada kondisi gagal ginjal terminal untuk hidup yang sangat mendekati kondisi normal. Ginjal dapat diperoleh dari donor hidup yang berasal dari keluarga penderita, atau dari donor jenazah yang baru saja meninggal.
Anak-anak yang menjalani terapi ini harus mengonsumsi obat-obatan untuk menjaga agar tidak terjadi reaksi penolakan organ ginjal baru oleh sistem kekebalan tubuh. Obat-obatan penekan daya tahan tubuh (disebut obat imunosupresan) dapat memelihara fungsi organ cangkok ginjal selama beberapa tahun. Namun, perlu mendapat catatan, bahwasanya obat-obatan ini menjadikan anak rentan terhadap infeksi.
Apakah gagal ginjal bisa dicegah?
Pencegahan primer
Bertujuan mencegah faktor-faktor yang dapat memicu gagal ginjal. Misalnya dengan mencegah terjadinya infeksi pada masa kehamilan seperti toksoplasmosis, rubella, dan sitomegalovirus. Penggunaan obat-obatan saat usia awal kehamilan sebaiknya dihindari karena dapat menimbulkan kelainan bawaan. Deteksi dini dan pengendalian terhadap obesitas, hipertensi dan diabetes perlu dilakukan karena kondisi-kondisi ini dapat menimbulkan keadaan gagal ginjal bila tidak ditatalaksana dengan baik.
Pencegahan Sekunder
Bertujuan mencegah atau mengurangi perburukan fungsi ginjal. Dilakukan dengan memberikan pengobatan yang tepat terhadap kondisi-kondisi yang terjadi akibat gagal ginjal itu sendiri.
Pencegahan Tersier
Lebih difokuskan pada pengurangan atau menunda terjadinya komplikasi jangka panjang gagal ginjal, dengan melakukan terapi pengganti ginjal (TPG).
Peranan Orangtua dan Keluarga
- Pelajari lebih dalam mengenai penyakit dan pengobatannya. Sampaikanlah informasi apa yang Anda dapat kepada anak Anda. Seringkali, anak-anak lebih mudah menerima informasi dibandingkan orang dewasa.
- Rangsang anak Anda untuk banyak bertanya. Tidak hanya kepada Anda, tapi juga pada dokter, perawat, dan praktisi medis lainnya.
- Jangan mencoba menyampaikan informasi melebihi apa yang dapar dimengerti oleh anak. Namun yang terpenting, hindari berbohong mengenai pengobatan yang harus dilakukan.
- Yakinkan anak Anda, bahwa seluruh anggota tim: Anda, dokter, perawat, ahli gizi dan lainnya berada di pihaknya. Semuanya berkeinginan yang sama, yakni membantu anak Anda untuk merasa lebih baik, meski terkadang mereka melakukan tindakan pengobatan yang menyebabkan perasaan tidak nyaman pada anak Anda.
Berpartisipasi aktif dalam perawatan Anak
- Jalin hubungan baik dengan tenaga medis yang merawat anak Anda
- Catat perjalanan penyakit anak sejak awal. Ini akan sangat membantu terutama bila Anda berhadapan dengan dokter yang baru.
- Temani anak selama perawatan, terutama saat proses hemodialisis. Libatkan anggota keluarga lain agar tercipta kondisi bahwa seluruh anggota keluarga mendukung pengobatan anak Anda. Bawakan benda kesayangan anak.
Bantu anak memahami pola makan yang dianjurkan
- Pembatasan makanan/minuman seringkali dilakukan untuk membantu mengendalikan penyakit ginjal anak Anda. Sampaikan hal ini pada si kecil
- Mintalah anak membuat daftar makanan favoritnya dan sertakan dia saat Anda berkonsultasi dengan ahli gizi, untuk menilai apakah makanan favoritnya termasuk yang boleh dikonsumsi
- Pada anak yang menjalani pembatasan asupan cairan, aturlah sedemikian rupa, agar masih ada sisa beberapa teguk air untuk minum obat
Berbagi pengalaman
- Anda tidak sendiri, dan jangan biarkan diri Anda terisolasi. Berbicaralah dengan orangtua lain yang anaknya juga mengalami gagal ginjal.
- Jangan ragu untuk meminta bantuan keluarga ataupun teman. Seringkali mereka berkeinginan membantu, namun tidak tahu bagaimana caranya. Berbagi pengalaman, mungkin akan membantu Anda lebih kuat.
Referensi
- Whyte DA, Fine RN. Chronic kidney disease in children. Pediatr. Rev 2008;29:335-341.
- Flynn JT. Acute renal failure. In: Kaplan BS, Meyers KEC, editors. Pediatric nephrology and urology: the requisites in pediatrics. 1st ed. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2004. p. 241-249.
- Kaplan BS, Meyers KEC. Chronic renal failure. In: Kaplan BS, Meyers KEC, editors. Pediatric nephrology and urology: the requisites in pediatrics. 1st ed. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2004. p. 250-257.