[quote type=”center”]Si kecil tiba-tiba berkata kasar dan jorok ? Wah, pasti Anda akan dibuatnya sedih bila mendengar dari mulut lucunya. Lalu, bagaimana menghentikanya ?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]A[/dropcap]nak-anak berkembang secara bertahap. Ada saat-saat anak itu meniru total apa yang dilihat dan didengar tanpa adanya proses seleksi. Yang dalam teori belajar dikenal dengan istilah modelling.
Dalam proses belajar seorang anak, ada tahapan anak hanya meniru dan belum bisa menyeleksinya. Ini biasanya usia pre-school. Pada tahapan ini, anak menjadi peniru. Apa yang dilihat bisa saja ditiru. Yang ia dengar bisa saja diucapkan kembali. Tanpa ada suatu proses seleksi. Dan ini bisa muncul dalam berbagai macam peniruan.
Padahal tidak semuanya boleh ditirukan anak. Dalam perkembangannya orangtua bisa memberi penjelasan pada anak mana, yang boleh ditiru dan mana yang tak boleh. Karena anak belum tahu, jadi doktrinasi dianggap perlu. Anak pada usia tertentu belum bisa berpikir abstrak. Dari kecil masih perlu doktrinasi sampai ia bisa berpikir konkrit. Kira-kira sampai usia sekolah dasar. Maknanya dari kecil perlu pembiasaan-pembiasaan yang baik.
Sebenarnya untuk menjadi sebuah kebiasaan, tidak mungkin anak sekali atau dua kali meniru. Kemungkinan munculnya kebiasaan berkata kasar tersebut diulang kembali karena ada contoh yang setiap hari ia temui. Meskipun di rumah orangtua tidak memberikan contoh yang tak baik, namun anak bisa mendapatkan contoh alternatif. Misalnya dari TV, teman sebaya, maupun lingkungan.
Inilah tantangan sebagai orang tua, yaitu harus beradu nilai antara yang di rumah dan yang berasal dari luar. Kadang sebagai orangtua sudah memberikan contoh yang baik. Namun bisa jadi nilai dari luar rumah lebih kuat.
Orangtua boleh memberi ganjaran dan hukuman terhadap anak bila ia berkata kasar. Perlu dijelaskan bahwa orangtua (ibu/bapak) tidak suka bukan kepada anak, tetapi karena perkataan kasar tersebut. Namun anak perlu diberi pengertian terlebih dahulu sebelum menjatuhkan hukuman. Hukuman sebaiknya juga bukan fisik. Misalnya, apa yang anak sukai tidak diberikan bila anak berkata kasar.
Anak dihukum terhadap tindakan atau ucapannya. Hukuman setiap anak berbeda. Mungkin dengan ibunya cemberut saja anak sudah merasa dihukum sebagai sesuatu yang tidak mengenakan baginya. Ada yang sampai dicubit (tidak melukai). Hukuman akan efektif kalau pas dengan kondisi anak. Masing-masing anak berbeda. Tugas orangtua membuat anak mempunyai kepekaan. Orangtua harus mencari hukuman apa yang efektif yang membuat anak jera.
Kadang orangtua menegur anak pada hal-hal yang tak baik saja. Perilaku yang buruk itu selalu teramati, bahkan kadang-kadang dibesar-besarkan. Sebaliknya, bila anak berperilaku baik kurang dihargai dan tak terperhatikan. Orangtua perlu memberikan hadiah bila anak berperilaku baik. Sekalipun tidak boleh selalu memberikan hadiah, karena bisa menimbulkan mental suap, yaitu anak hanya mau kalau dijanjikan hadiah. Hal itu efektif kalau memberikan penguat negatif supaya perkataan kasar tidak diulang. Misalnya, apabila anak berkata kasar, maka jam nonton TVnya dikurangi atau dimatikan. Sebaiknya ini dibuat dengan kesepakatan anak.
Orangtua harus dekat dengan anak
Sesibuk-sibuknya Anda, sebaiknya Anda tetap harus meluangkan waktu buat anak. Sehingga anak akan terawasi dengan baik. Anda pun bisa mengikuti perkembangannya setiap hari. Nah bila anak mulai berkata kasar atau jorok, Anda segera bisa memberinya pengertian.
Mengurangi contoh yang tidak baik
Perlu diwasapadai, TV saat ini telah menjadi kawan karib sekaligus contoh anak-anak. Dengan visualnya yang bagus dan penuh imajinasi, TV mampu membentuk karakter buah hati Anda. Memang tak semuanya negatif. Namun tak sedikit tayangan maupun adegan di TV yang tak layak untuk pemirsa cilik. Ketika menonton TV sebaiknya Anda mendampinginya. Hanya tayanyan untuk anak-anak saja yang boleh ditonton si kecil.
Selektif memilih teman bermain
Perkataan porno atau kasar yang keluar dari mulut mungilnya bisa jadi meniru dari temannya ketika bermain. Agar keraguan tak berkelanjutan, Anda bisa meminta si kecil mengajak temannya main ke rumah sehingga Anda sebagai orangtua bisa mengontrol percakapannya..
Kenapa anak berkata kasar
- Meniru dari TV
Meski Anda tak mengajarinya, anak bisa berkata kasar mencontoh tayangan di TV. Anak bisa sangat mengidolakan tokoh di TV. Apapun perilaku yang dilakukan dan diucapkan si tokoh tersebut akan dicontoh anak.
- Belajar dari teman atau lingkungannya
Ketika bermain dengan teman sebayanya, anak ingin diterima di pergaulan. Karena itu anak biasanya ikut-ikutan perilaku dari teman dan lingkungannya.
- Berkata kasar karena ingin diperhatikan
Melihat Anda marah bila mendengar anak berkata kasar membuat ia senang. Ia akan merasa diperhatikan bila melihat reaksi Anda.
- Meniru orang dewasa
Kebiasaan anak yang suka meniru menjadikan ia meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Dengan ia meniru ucapan orang dewasa ia merasa telah menjadi dewasa.
Bila anak berkata kasar
- Jangan marah. Tetap bersikap tenang meskipun pada saat itu Anda terkejut dan malu.
- Beri anak teguran langsung dengan halus bila ia mengatakannya di depan orang lain.
- Bicarakan perkataan yang kasar atau porno tersebut dengan anak di saat yang tepat. Sehingga anak bisa menerimanya. Diskusikan juga akibat perkataan tersebut pada dirinya dan orang lain.