[quote type=”center”]Obat jenis steroid antara lain dikenal untuk mengatasi asma. Benarkah efek sampingnya amat merugikan ?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]teroid atau lengkapnya disebut kortikosteroid adalah jenis hormon yang sangat berperan pada berbagai proses dalam tubuh kita. Hormon ini secara alami diproduksi oleh kelenjar adrenal yang terletak di sebelah atas ginjal dan menghasilkan dua macam steroid yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid.
Fungsi dari kedua macam kortikosteroid ini berbeda di setiap jaringan tubuh. Karenanya ia juga memberikan manfaat yang berbeda pula, antara lain mengatasi radang (antiinflamasi), menekan sistem imun dalam proses alergi, mengatur metabolisme protein dan karbohidrat, mempengaruhi kadar natrium dalam darah, dan lain-lain.
Saat ini penggunaan steroid sebagai terapi penyakit semakin meluas. Hormon ini tidak hanya diberikan pada seseorang yang mengalami kekurangan steroid alami dalam tubuhnya (misalnya penyakit Addison), tetapi juga pada keluhan asma, alergi, rheumatoid arthritis, gangguan pencernaan (ulkus), luka radang (inflamasi) pada mata maupun kulit, hingga mengatasi reaksi autoimun ketika dilakukan transplantasi jaringan. Oleh karena itu banyak digunakan bentuk steroid sintesis dalam praktek pengobatan berbagai penyakit seperti prednison, prednisolon, metilprednisolon, deksametason, betametason, dan triamsinolon.
Mengobati penyakit
Kasus asma berat pada anak misalnya, paling efektif digunakan steroid inhalasi (triamsinolon atau budesonid) yang dihirup dalam dosis rendah. Keadaan luka berat atau radang pada kulit maupun mata, kondisi rheumatoid arthritis, serta ulkus dapat diobati dengan prednisolon, deksametason, atau betametason.
Berbagai efek samping
Kinerja steroid dalam tubuh menghasilkan beragam efek sehingga penggunaan steroid dari luar (eksogen) selain memiliki efek pengobatan juga perlu diperhatikan efek sampingnya. Hal ini terjadi terutama bila dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Beberapa efek yang umum terjadi saat melakukan pengobatan dengan steroid eksogen :
- peningkatan tekanan darah (sehingga perlu diwaspadai pada pasien hipertensi),
- menghambat pertumbuhan pada anak,
- peningkatan berat badan,
- deposit lemak pada wajah (moon face), dan
- osteoporosis.
Khusus untuk mengurangi efek samping steroid inhalasi yang digunakan pada asma, bila sudah mampu anak dianjurkan berkumur dan air kumurannya dibuang setelah menghirup obat.
Osteoporosis merupakan salah satu efek samping yang perlu diwaspadai pada pemberian steroid jangka panjang. Risiko osteoporosis dipengaruhi oleh dosis dan lama pengobatan steroid, namun juga terkait dengan jenis kelamin dan apakah penderita sudah menopause atau belum.
Penipisan tulang akibat pemberian steroid paling cepat berlangsung pada 6 bulan pertama pengobatan, dengan rata-rata penurunan 5% pada tahun pertama, kemudian menurun menjadi 1%-2% pada tahun-tahun berikutnya. Untuk itu bagi pengguna hormon steroid eksogen disarankan menggunakan dosis pengobatan terendah atau hanya menggunakan hormon steroid sebagai terapi penunjang di samping terapi utama. Pemberian terapi sulih hormon bagi wanita yang telah menopause juga diperlukan karena penggunaan steroid eksogen dapat menurunkan kadar hormon seks dalam tubuh.
Beragam efek sekaligus yang dihasilkan oleh pengobatan steroid membutuhkan pertimbangan langsung dari tenaga medis sebelum melakukan terapi dengan steroid. Bila terjadi efek samping, pemberian steroid dihentikan lebih dini, atau jika dilanjutkan, harus memberi manfaat yang lebih besar dibandingkan kerugian yang ditimbulkannya.
Referensi :
- Neal, M.J.,2002, Medical Pharmacology at a Glance, 4th edition, 72-73, Blackwell Publishing Company, London.
- Rhen T., Cidlowski J.A.,2005, Antiinflammatory Action of Glucocorticoids — New Mechanisms for Old Drugs, Mechanisms of Disease, Vol.353 : 1711-1723