[quote type=”center”]Pneumonia merupakan penyebab kematian utama pada balita dan termasuk dalam kelompok pembunuh yang terlupakan.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]P[/dropcap]enyebab pneumonia pada anak adalah H. influenzae, Streptococcus pneumoniae, kadang Staphylococcus aureus dan Klebsiella pneumoniae.
Streptococcus pneumoniae merupakan flora normal pada saluran respiratorik atas anak dan ditemukan pada 29-60% balita sehat. Di Indonesia, Kartasasmita mendapatkan dari 25,4% balita dengan pneumonia ringan-sedang, 67,8% adalah pneumonia.
S. pneumoniae terbanyak ditemukan pada bayi, anak di bawah umur 2 tahun, dan anak yang tinggal di lingkungan padat. Meski merupakan flora normal, namun dapat menjadi bahaya yang mengancam jiwa bila daya tahan tubuh menurun atau adanya faktor risiko yang memudahkan terjadinya penyakit, antara lain bayi yang tidak mendapatkan ASI, perokok pasif, serta anak dengan imunokompromais (HIV positif/AIDS, keganasan dan sindrom nefrotik).
Pneumokokus dapat menyebabkan berbagai penyakit, yang dibedakan non-invasif seperti sinusitis dan infeksi telinga tengah (otitis media), serta invasive pneumococcal disease (IPD) misalnya pneumonia, bakteremia, dan meningitis. Pneumonia merupakan penyakit pneumokok yang tersering.
Pneumonia merupakan penyebab kematian utama pada balita. Sekitar 156 juta kasus pneumonia baru pertahun di seluruih dunia, dan 151 kasus terjadi di negara berkembang. Indonesia termasuk urutan keenam dari 15 negara dengan jumlah kasus baru tertinggi 6 juta per tahun. Pneumonia merupakan pembunuh bayi dan balita yang terlupakan. Penyebab kematian akibat pneumonia berhubungan dengan bakteri S. pneumoniae, yang dapat mengenai semua umur dengan kejadian tersering pada anak di bawah 2 tahun.
Angka kematian akibat pnemonia melebihi angka kematian karena AIDS, malaria, dan campak. Lebih dari 2 juta balita per tahun meninggal akibat pneumonia dan hal tersebut sering dilupakan padahal kejadian pneumonia dapat dicegah dengan berbagai upaya antara lain vaksinasi dan perbaikan gizi.
Bagaimana penularannya?
- percikan air liur (saat bersin atau batuk)
- melalui aliran darah
- penyebaran ke mukosa yang berdekatan (lapisan lendir)
Gejala infeksi yang muncul bergantung pada penyakit yang ditimbulkannya. Pada IPD umumnya ditemukan adanya demam, batuk produktif, sesak napas, kejang (pada meningitis), pada bayi kadang disertai nyeri dada yang tidak khas.
Untuk memastikan apakah seseorang terserang IPD, selain adanya tanda-tanda di atas, juga dibutuhkan pemeriksaan penunjang. Diagnosis ditegakkan bila ditemukan kuman S. pneumoniae dari sediaan yang diambil dari darah dan cairan otak. Bila panas tinggi hingga >40oC dan gejala klinis yang berat pada anak usia di bawah 3 tahun, ini kian memperkuat penyebabnya adalah S. pneumoniae.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan :
- pemeriksaan darah lengkap
- C-reaktif protein
- pemeriksaan radiologis
- pemeriksaan sputum
- pemeriksaan cairan otak
Meningitis, paling serius
Meningitis merupakan penyakit pneumokokus invasif yang paling serius. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 24 jam atau dapat terjadi secara bertahap dengan gejala tipikal nyeri kepala, demam, kuduk kaku, muntah atau terjadinya peningkatan tekanan intra kranial (tekanan dalam tulang tengkorak). Adanya peningkatan tekanan intra kranial dapat ditandai dengan penonjolan pada ubun-ubun besar pada bayi dan adanya kejang. Diagnosis meningitis pneumokok dipastikan dengan mendapatkan adanya bakteri S. pneumoniae pada kultur darah atau cairan otak (serebrospinal).
Pengobatan yang paling tepat untuk penyakit pneumokok invasif adalah dengan memperhatikan hasil kultur dan resistensi. Dengan demikian ketepatan terapi dapat dilakukan, namun sayangnya pemeriksaan kultur bakteri membutuhkan waktu yang lama. Tapis pertama pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan amoksisilin atau kombinasi amoksisilin dan asam klavunalat.
Pengobatan meningitis dapat dengan penisilin dosis tinggi namun bila penyebabnya pneumokok maka sudah banyak yang resisten terhadap penisilin. Penting diperhatikan tentang adanya kecenderungan peningkatan resystensi terhadap S. pneumoniae, karenanya perhatikan bila pemberian antibiotik tidak menunjukkan kemajuan yang berarti.
Lakukan pencegahan
Pneumokok invasif adalah penyakit serius, karenanya langkah pencegahan sangat penting dilakukan, yakni dengan vaksin pneumokok.
American Academy of Pediatric (AAP) merekomendasikan PCV7 sebagai vaksin rutin pada anak. Terutama diberikan kepada anak usia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan. Untuk anak yang lebih besar (2-5 tahun) yang belum mendapat PCV7 tetap direkomendasikan apabila mempunyai risiko tinggi seperti perokok pasif dan tinggal di pemukiman padat.
Mengingat kejadian tertinggi pada balita—khususnya anak di bawah 2 tahun, maka vaksin PCV ditujukan terutama pada anak di bawah 2 tahun atau mereka yang berisiko tinggi. Jumlah bayi yang menderita penyakit pneumokok invasif menurun sebanyak 78% setelah diberi vaksinasi pneumokokus pada saat berusia di bawah 2 tahun. Dengan dasar di atas, vaksin pneumokok merupakan vaksin yang diwajibkan di Amerika Serikat, Australia dan Eropa serta digunakan lebih dari 100 juta dosis di seluruh dunia.
Referensi :
- World Health Organization, Pneumococcal conjugate vaccine for childhood immunization, March 2008-WHO position paper. Wkly Epidemiol Record 2008;12:93-104.
- Rudan I, Boschi-Pinto C, Biloglav Z, Mulhoholland K, Campbell H. Epidemiology and etiology of childhood pneumonia. Bull World Health Organ 2008;86:408-16.
No Comments
Ponakan saya 2 tahun 4 bulan sedang menderita pnemonia berat dan dia ada penyakit ITP,sekarang sedang di icu husada,dan sudah diPasang ventilator,apakah ada kemungkinan sembuh?dia masih sadar dan kenal orang
dear Bunda Jacqueline, pengobatan pneumonia berat pada anak ITP memang sulit, biasanya membutuhkan waktu rawat yang lebih panjang. Semoga keponakan Bunda dan keluarga kuat melewatinya ya..
dear Bunda Jacqueline, pengobatan pneumonia berat pada anak ITP memang sulit, biasanya membutuhkan waktu rawat yang lebih panjang. Semoga keponakan Bunda dan keluarga kuat melewatinya ya..