[quote type=”center”]Nah, bagaimana melihat seorang anak siap menjalankan puasa di bulan Ramadhan atau tidak? Bagaimana mempersiapkannya untuk berpuasa di bulan Ramadhan?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]etiap anak memiliki perbedaan kematangan baik secara psikologis maupun fisiknya, sehingga tiap anak berbeda kesiapannya untuk mulai berpuasa. Namun secara umum, anak usia lebih dari 4 tahun sudah dapat diperkenalkan puasa dan pada usia 7 tahun dapat mulai berlatih berpuasa. Pada usia ini, puasa belum wajib dilakukan, namun boleh dilakukan asalkan mampu dan tidak dipaksakan. Dari sisi kesehatan tampaknya puasa bisa dilakukan oleh anak, namun harus dipertimbangkan kondisi dan keterbatasan kemampuan anak.
Mulai pendekatan agama
Bila kita ingin mengajarkan puasa di bulan Ramadhan dengan benar, sebaiknya kita sudah memperkenalkannya melalui pendekatan ajaran agama.
- Faktor kognitif anak pada usia sekitar 7 tahun sudah mampu diajarkan pemikiran mengenai Tuhan. Anak sudah dapat dijelaskan tentang kewajiban dalam menjalankan ajaran agama, mengerti arti pahala dan dosa.
- Secara psikologis dan emosi, anak harus sudah siap. Anak tidak merasa tertekan dalam perkenalannya dengan puasa. Pada anak dengan keadaan psikologis, emosi dan mental yang sudah lebih matang, biasanya akan berusaha mempertahankan puasanya agar penuh. Berbeda dengan anak dengan tingkat kematangan yang lebih rendah, puasa setengah hari pun terasa sudah sangat berat baginya.
- Pada saat bulan puasa, terjadi perubahan kebiasaan anak. Ritme tidur, beraktifitas, dan bermainnya mengalami perubahan. Anak diajak makan sahur pada waktu dimana biasanya ia masih tertidur lelap. Jumlah jam tidur malam anak akan berkurang. Perlu diingat, bahwa hormone pertumbuhan dilepaskan saat anak tidur. Sehingga sebaiknya orangtua perlu memperhitungkan jumlah dan kualitas tidur anak di bulan puasa. Bila anak terlihat lelah, ajaklah beristirahat di siang hari. Kurangnya waktu tidur dan beristirahat umumnya dapat mempengaruhi kondisi fisik, emosi dan puasanya itu sendiri. Selain itu, perubahan ini dapat menyebabkan kemampuan anak untuk beraktifitas agak menurun.
- Sebenarnya saat berpuasa di bulan Ramadhan tidak mempengaruhi secara drastis metabolisme zat nutrisi tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat dan vitamin. Namun demikian, pada puasa biasanya variasi dan jumlah makanan yang dikonsumsi anak agak berbeda. Umumnya variasi makanan yang disajikan bertambah, namun jumlah yang dikonsumsi berkurang, sehingga mempengaruhi aktifitas fisik anak. Selain itu biasanya kita mengalami dehidrasi ringan menjelang saat berbuka puasa sehingga tubuh akan terasa lebih lemah serta jumlah urin yang dikeluarkan berkurang dan agak lebih pekat.
Dalam hal mekanisme sistem imun atau ketahanan tubuh anak, umumnya ketahanan tubuh anak sedikit lebih lemah, sehingga jagalah anak agar tidak terlalu kelelahan di siang hari. Bila anak terlihat sangat lemah, apalagi disertai sakit, sebaiknya anak tidak dipaksakan untuk berpuasa.
Tips Buat orangtua
Beberapa tips untuk orangtua untuk mempersiapkan anak berpuasa:
- Perkenalkan puasa mulai jauh-jauh hari, jangan menunggu sampai beberapa hari menjelang puasa. Penyampaian hal baru pada anak sebaiknya secara berulang dengan pendekatan yang berbeda. Sehingga pada saat mencapai bulan puasa, anak sudah memahami arti puasa, bagaimana menjalankan puasa dan mengerti manfaat puasa. Hal ini memudahkan orangtua saat harus merubah ritme tidur dan makannya.
- Buatlah suasana di rumah yang bernuansa puasa. Misalnya dengan menyimpan seluruh makanan dan minuman agar tidak mengganggu anak berpuasa. Aktifitas keluarga disesuaikan dengan bulan puasa. Bila perlu lagu bernuansa Islami dapat diperdengarkan selama bulan puasa pada anak.
- Ajaklah anak berpuasa bertahap. Jangan terlalu memaksakan anak agar berpuasa penuh pada anak yang baru mulai menjalankan ibadah puasa. Jelaskan pada anak pentingnya puasa, namun mintalah anak untuk jujur pada anda saat ia sudah merasa sangat tidak tahan berpuasa. Mungkin puasa dapat dimulai dengan setengah hari, kemudian tiga perempat hari dan kemudian penuh.
- Bila anak sudah mampu puasa, pada saat ia ingin berbuka pada hal belum waktunya, alihkan perhatiannya dengan mengajaknya mengerjakan aktifitas lain yang tidak terlalu melelahkan seperti menggambar, mendengarkan lagu, dan lainnya.
- Hendaknya orangtua menjadi model yang baik bagi anaknya. Berilah contoh pada anak cara berpuasa yang benar, dan beri tips pada anak bagaimana menyiasati rasa lapar dan haus dengan hal yang positif.
- Sediakan makanan yang bergizi, jangan terlalu banyak menyediakan makanan kaleng, makanan yang terlalu manis. Variasi makanan sebaiknya jangan terlalu banyak, karena anak cenderung ingin mencoba semua makanan. Pastikan anak minum yang cukup di saat sahur.
- Sahur sebaiknya dilakukan mendekati imsak, dan berbukalah tepat waktu.