Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat.
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]P[/dropcap]osisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu. Posisi badan ibu saat menyusui dapat dalam posisi duduk, tidur telentang atau posisi tidur miring.
Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap payudara dengan hidung menghadap ke putting dan badan bayi menempel dengan badan ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu dan leher). Sentuh bibir bawah bayi dengan putting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi). Arahkan putting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara menyusuri langit-angitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding aerola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan putting, susu terlipat di bawah bibir atas bayi.
Posisi tubuh yang benar dapat dilihat sebagai berikut:
- Posisi muka bayi menghadap ke payudara (chin to breast)
- Perut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu (chest to chest)
- Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi membentuk garis lurus dengan lengan bayi dan leher bayi.
- Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik
- Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
- Pegang belakang bahu jangan kepala bayi
- Kepala terletak di lengan bukan di daerah siku
Posisi menyusui yang tidak benar adalah sebagai berikut:
- Leher bayi terputar dan cenderung ke depan
- Badan bayi menjauh badan ibu
- Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
- hanya leher dan kepala tersanggah
- Tidak ada kontak mata antara ibu dan bayi
- C-hold tetap dipertahankan
Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik
- dagu menyentuh payudara
- mulut terbuka lebar
- bibir bawah terputar keluar
- lebih banyak aerola bagian atas yang terlihat dibanding bagian bawah
- tidak menimbulkan rasa sakit pada putting susu
Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada putting susu dan payudara akan emmbengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi merasa tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat sedikit dan berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering.
Perlekatan yang benar adalah kunci keberhasilan menyusui
- bayi datang dari arah bawah payudara
- hidung bayi berhadapan dengan putting susu
- dagu bayi merupakan bagian pertama yang melekat pada payudara (titik pertemuan)
- puting diarahkan ke atas ke langit-langit bayi
- telusuri langit-langit bayi dengan putting sampai di daerah yang tidak ada tulangnya, di antara uvula (tekak) dengan pangkal lidah yang lembut
- putting susu hanya 1/3 atau ¼ dari bagian ‘dot panjang’ yang terbentuk dari jaringan payudara
Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi. Bayi dapat mengukur sendiri kemampuan dan kebutuhan cairan yang diperlukan. Yang terpenting beri kesempatan bayi untuk mendapatkan makanannya yang terbaik.
Referensi :
- Walker Marsha: Breastfeeding management for the Clinician. Ontario, London. Jones Barlett Publish 2006
- Lawrence AR, Lawrence RM. Breasfeeding: A guide for the Medical Profession. 6th ed. Philadelphia, Mosby Inc, 2005