[quote type=”center”]Asma berdampak lebih kurang 3-4% jumlah penduduk. Sekitar 1-4% kehamilan memiliki komplikasi dengan asma.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]A[/dropcap]sma ditandai dengan kembalinya sumbatan saluran pernapasan dari kontraksi otot saluran pernapasan, lendir dan pembengkakan pada saluran pernapasan tersebut. Peradangan sumbatan saluran pernapasan dan kepekaan terhadap beberapa rangsangan seperti bahan-bahan iritasi, infeksi virus, udara dingin, dan obat-obatan.
Gambaran klinis asma bervariasi dari yang ringan suara “bengek” sampai dengan yang berat hingga gagal napas dan kematian karena kekurangan oksigen. Meskipun perubahan fungsi paru secara umum dapat kembali seperti semula dan ditoleransi secara baik pada wanita yang tidak hamil, stadium awal asma memiliki risiko yang besar terhadap kehamilan dan janinnya.
Dampak Asma terhadap kehamilan
Serangan asma memiliki dampak negatif pada kehamilan. Adanya asma akan meningkatkan persalinan prematur, bayi lahir dengan berat bayi rendah, kematian perinatal dan pre-eklampsia (kenaikan tekanan darah saat kehamilan). Wanita hamil dengan asma tidak harus menghentikan pengobatan kecuali atas saran dokter.
Asma menyerang selama kehamilan biasanya paling buruk pada minggu ke 24-36. Jarang terjadi serangan selama proses persalinan dan akan kembali “normal” dalam 3 bulan setelah persalinan.
Dampak Kehamilan pada Asma
Tidak ada bukti bahwa kehamilan merupakan faktor yang mendasari terjadinya asma. Wanita yang di awal kehamilannya memiliki asma berat akan memiliki pengalaman yang lebih berat dari asma itu sendiri daripada yang memiliki asma ringan saat kehamilannya.
Pengobatan asma saat hamil
Cara terbaik mengobati asma adalah menghindari timbulnya serangan, yaitu menghindari pemicu terjadinya asma sehingga bisa mengurangi jumlah obat yang harus diminum.
- Jika Anda merokok, maka berhentilah sekarang juga. Rokok mengganggu Anda dan janin, dan hindari perokok di sekeliling Anda
- Jaga jarak dengan orang yang sedang flu atau infeksi pernapasan lainnya
- Hindari faktor pemicu alergi
- Singkirkan zat-zat yang membuat iritasi dari rumah Anda
- Hindari pemicu yang Anda kenal yang dapat menyebabkan asma.
Penggunaan obat-obat asma biasanya sama dengan sebelum Anda hamil. Bila dokter memberikan obat pasti sudah dengan pertimbangan yang matang, dengan mempertimbangkan dampak obat terhadap janin, kehamilan termasuk proses persalinan dan menyusui.
Begitu Anda positif hamil, informasikan kepada dokter kandungan Anda bahwa Anda memiliki asma. Kerjasama yang baik antara Anda dan dokter dalam merencanakan manajemen asma akan sangat membantu. Anda mungkin akan menemukan bahwa tanda-tanda asma telah berubah atau sensitivitas terhadap pemicu terjadinya asma juga berbeda. Ceritakan kepada dokter obat yang Anda minum dan tidak hanya obat-obat asma saja.
Referensi :
- Pulmonary disorders-Asthma, William Obstetric ed 20th, Appleton & Lange 1997 p1108-1112.
- Clark SL, National asthma education program dan working group on Asthma and pregnancy, National institute of Health, National heart, lung, and blood institute. Asthma and Pregnancy. Obstet-Gynecol 82: 1036, 1993