Apakah anak Anda memiliki masalah dengan sekolahnya ? Anda tidak puas dengan kualitas pengajaran dan tidak efisiennya administrasi ? Jika ya, pindah sekolah pasti terlintas di benak Anda.
Pindah sekolah mungkin bukan masalah bila anak masih preschool, tapi akan jadi masalah bila sudah sekolah dasar atau lebih.
Salah satu yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan saat memilih sekolah adalah memilih program yang tepat untuk perkembangan anak, demikian pendapat Profesor Eric Lim, pendiri Yayasan Kits4Kids. Jika ini sudah terpenuhi, kemungkinan terpikir untuk pindah sekolah tidak akan terlintas.
Namun, jika merasa benar-benar perlu pindah, berbagai pertimbangan, riset dan perencanaan harus dilakukan segera sebelum menemukan sekolah yang benar-benar cocok.
Tapi ingat, akan ada beberapa dampak dan konsekuensi akan dihadapi ketika anak pindah sekolah.
Sekolah dan program yang cocok
Menurut Eric Lim, yang memiliki berbagai gelar dalam bidang pendidikan ini, sebaiknya orang tua memilih program yang cocok dengan anak, bukan memilih sekolahnya.
“Orang tua sebaiknya memilih program yang memberi kemajuan bagi perkembangan anak. Walaupun tidak disangkal bahwa fasilitas juga penting, namun sebuah sekolah juga harus memiliki program yang membangun perkembangan anak dalam jangka panjang. Jadi kriteria memilih sekolah seharusnya didasarkan atas perkembangan anak,“ papar Prof Lim.
Tak masuk di akal jika orangtua menyekolahkan anak di sebuah sekolah ternama, tanpa mau tahu apakah program yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan anak. Bahkan, untuk sampai ke sekolah favorit itu diperlukan waktu tempuh 3 jam.
Menurutnya, program yang ditawarkan di kebanyakan sekolah lokal cenderung merupakan program campuran dari program-program yang telah ada sebelumnya, right brain, left brain, dan multiple intelligence.
Sesuaikan dengan anak
Orang tua lah yang paling tahu mengenai anak mereka dan apa yang terbaik untuk mereka. Karena itu, mereka seharusnya memilih program yang cocok dengan gaya belajar sang anak. Program yang dapat membantu perkembangan anak mencapai kemampuan potensialnya.
Prof Lim menyarankan, sebaiknya para orang tua melihat 3 aspek kunci dari perkembangan anak mereka: tubuh, hati dan jiwa.
- Tubuh: sekolah harus merupakan tempat anak tumbuh sehat secara fisik.
- Hati: menawarkan lingkungan sosial yang nyaman untuk anak dan keluarga.
- Jiwa: menawarkan pengembangan jiwa anak sesuai umurnya berdasarkan karakter anak, kemampuan sosial dan kegembiraan.
Anak yang tidak bahagia
Prof Lim mengingatkan orang tua supaya tidak langsung kecewa/marah/kesal ketika anak mereka terlihat tidak bahagia dengan sekolahnya, karena anak butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Jika ketidakbahagiaan anak berlangsung lama, misalnya beberapa minggu, orang tua sebaiknya melihat tanda-tanda di bawah ini sebagai tanda peringatan:
- anak tidak mau makan atau tiba-tiba makan melebihi kebiasaannya
- memperlihatkan perilaku yang berlebihan, seperti berteriak, menjerit, menolah melakukan tugas
- gejala depresi
- penurunan kemampuan bersosialisasi (anti sosial tiba-tiba), atau
- “melarikan diri”, misalnya dengan membolos atau sibuk sendiri (bermain dengan ipod atau online)
Jika orang tua bersungguh-sungguh memindahkan anaknya ke sekolah lain, sebaiknya alasannya adalah benar-benar atas persetujuan bersama antara keluarga dan sekolah. Sebaiknya semua kemungkinan solusi sudah diusahakan lebih dulu,dan bila memang tidak bisa, barulah keputusan pindah sekolah diambil.
Temui Kepala Sekolah, guru dan juga staf-staf lain di sekolah. Ketika orang tua dan anak telah melakukan ini maka sang anak dapat menerima bahwa ia akan pindah sekolah.
Jangan terlalu mudah
Sebaiknya jangan terlalu cepat mengambil keputusan, hanya dari sikap anak yang menolak bersekolah. Jangan sampai anak berpikiran bahwa ketika ia tidak ´happy´ maka ia akan dengan mudah pindah sekolah.
Menurut Prof Lim, keputusan akhir untuk pindah sekolah seharusnya didasarkan atas 3 aspek (afektif, perilaku dan kognitif) dan sebisa mungkin orang tua bekerja sama dengan sekolah demi kepentingan anak.
Afektif: berkaitan dengan emosi. Apakah ada sesuatu yang terjadi di sekolah, yang secara emosional mempengaruhi anak?
Perilaku: berkaitan dengan apa yang dilakukan anak. Jika anak terlihat tidak bahagia/tidak senang tetapi masih ingin pergi sekolah, pindah sekolah bukan merupakan solusi.
Kognitif: berkaitan dengan kemajuan anak. Jika anak memperlihatkan kemajuan, bukan hanya akademik tapi juga social, maka sekolah ini dan programnya merupakan sekolah dan program yang cocok dengan sang anak.
Referensi:
- Rozario, Brigitte; ParentHots – Thinking of Switching Schools? Interview with Prof Eric Lim, 2011.