[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]iapa bilang vaksinasi identik dengan bayi dan anak. Kelompok dewasa pun ternyata membutuhkan vaksinasi. Menurut American Society of Internal Medicine, imunisasi pada orang dewasa dapat mencegah kematian seratus kali lipat akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dibandingkan dengan anak. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa terdapat peluang besar untuk mencegah kematian pada orang dewasa melalui imunisasi.
1. Tetanus dan Diphteria (Td)
- Seluruh orang dewasa harus mendapat vaksinasi lengkap 3 dosis difteri dan toksoid tetanus, dengan 2 dosis diberikan paling tidak dengan jarak 4 minggu dan dosis ketiga diberikan 6 hingga 12 bulan setelah dosis kedua.
- Jika orang dewasa belum pernah mendapat imunisasi tetanus dan difteri maka diberikan seri primer diikuti dosis penguat setiap 10 tahun.
2. Measles, Mumps, Rubella: (MMR)
- Orang dewasa yang lahir sebelum 1957 dianggap telah mendapat imunitas secara alamiah.
- Orang dewasa yang lahir pada tahun 1957 atau sesudahnya perlu mendapat 1 dosis vaksin MMR.
- Beberapa kelompok orang dewasa yang berisiko terpapar mungkin memerlukan 2 dosis yang diberikan tidak kurang dari jarak 4 minggu. Misalnya mereka yang kerja di fasilitas kesehatan dan yang sering melakukan perjalanan.
3. Influenza
- Dilakukan setiap tahun bagi orang dewasa dengan usia di atas 50 tahun; penghuni rumah jompo dan penghuni fasilitas-fasilitas lain dalam waktu lama (misalnya biara, asrama dsb); orang muda dengan penyakit jantung, paru kronis, penyakit metabolisme (termasuk diabetes), gangguan ginjal, HIV juga untuk anggota rumah tangga, perawat dan petugas-petugas kesehatan di atas.
- Vaksin ini juga dianjurkan untuk calon jemaah haji karena risiko paparan yang cukup tinggi. Di Amerika Serikat dan Australia, imunisasi influenza telah dijadikan program sehingga semua orang yang berumur 65 tahun atau lebih mendapat layanan imunisasi infuenza melalui program pemerintah.
- Vaksin ini dianjurkan untuk usia di atas 50 tahun untuk individual, sedangkan jika diberikan sebagai program, diberikan untuk usia di atas 65 tahun.
4. Pneumokok
- Diberikan pada orang dewasa usia > 65 tahun dan mereka yang berusia < 65 tahun dengan penyakit jantung kronis, penyakit paru kronis, diabetes melitus, infeksi HIV, keganasan darah (leukemia), gagal ginjal kronis, atau mereka yang mendapatkan kemoterapi.
- Vaksinasi ulang dianjurkan jika vaksinasi sebelumnya sudah > 5 tahun dan juga untuk:
- Umur <65 th ketika divaksinasi terdahulu dan sekarang > 65 th
- Merupakan individu berisiko tinggi terjadinya infeksi pneumokok yang serius
- Individu yang mempunyai tingkat kekebalan tubuh (antibodi) yang cepat sekali turun
5. Hepatitis A
- Vaksin Hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak 6 hingga 12 bulan pada individu berisiko terjadinya infeksi virus Hepatitis A, seperti penyaji makanan (food handlers) dan mereka yang menginginkan kekebalan, populasi yang berisiko tinggi misal individu yang sering melakukan perjalanan atau bekerja di suatu negara yang mempunyai prevalensi tinggi Hepatitis A, homoseksual, pengguna narkoba, penderita penyakit hati, individu yang bekerja dengan hewan primata terinfeksi Hepatitis A atau peneliti virus Hepatitis A.
6. Hepatitis B
- Diberikan untuk mereka yang berisiko terinfeksi Hepatitis B misalnya individu yang terpapar darah atau produk darah dalam pekerjaannya, klien dan staff dari institusi pendidikan manusia cacat, pasien yang mendapat terapi hemodialisis (cuci darah), rumah tangga atau kontak seksual dengan individu yang diketahui menderita hepatitis B, individu yang berencana pergi atau tinggal di suatu tempat dimana infeksi Hepatitis B sering dijumpai, pengguna obat narkoba suntik, homoseksual/biseksual aktif, individu heteroseksual aktif dengan pasangan berganti-ganti, fasilitas penampungan korban narkoba.
- Diberikan 3-dosis dengan jadwal 0, 1 dan 6 bulan.
- Bila setelah imunisasi terdapat respons yang baik maka tidak perlu dilakukan pemberian imuniasasi penguat (booster).
7. Meningokok
- Vaksin ini wajib diberikan pada calon haji. Vaksin ini juga dianjurkan untuk individu dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, dan pelancong ke negara di mana terdapat kejadian penyakit meningokok (misalnya “Meningitis belt” di sub-Sahara Afrika).
- Pertimbangkan vaksinasi ulang setelah 3 tahun.
8. Varisela
- Diberikan pada pada individu yang akan kontak dekat dengan pasien yang berisiko tinggi terjadinya komplikasi (misalnya petugas kesehatan).
- Vaksinasi juga dapat diberikan bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar virus varisela, seperti mereka yang pekerjaannya berisiko (misalnya guru yang mengajar anak-anak, petugas kesehatan, dan residen serta staf di lingkungan institusi kesehatan), mahasiswa, penghuni serta staf institusi penyadaran (rehabilitasi) anggota militer, wanita usia subur yang belum hamil, dan mereka yang sering melakukan perjalanan kerja/ wisata.
- Vaksinasi terdiri dari 2 dosis yang diberikan dengan jarak 4 – 8 minggu.
9. Demam Tifoid
- Dianjurkan penggunaannya pada pekerja jasa boga, wisatawan yang berkunjung ke daerah dimana angka kejadian tifoid tinggi (endemis).
- Pemberian vaksin perlu diulang setiap 3 tahun.
10. Yellow fever
- Vaksin ini diwajibkan oleh WHO bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Afrika Selatan.
- Ulangan vaksinasi setiap 10 tahun.
11. Japanese encephalitis
- Untuk wisatawan yang akan bepergian ke daerah endemis (Asia) dan tinggal lebih daripada 30 hari atau akan tinggal lama di sana, terutama jika mereka melakukan aktivitas di pedesaan.
12. Rabies
- Bukan merupakan imunisasi rutin, dianjurkan pada individu yang berisiko tingggi tertular (dokter hewan dan petugas yang bekerja dengan hewan, pekerja laboratorium ), wisatawan yang berkunjung ke daerah endemis yang berisiko kontak dengan hewan dan individu yang tergigit binatang tersangka rabies.
Referensi :
- PAPDI. Konsensus Imunisasi Dewasa. 2008
- Centers for Disease Control and Prevention. Recommended Adult Immunization Schedule [online]. February 2011 [cited 2011 March 10]; Available from: URL:http://www.cdc.gov/vaccines/recs/schedules/adult-schedule.htm