[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]aat beranjak di usia SD, beberapa anak menunjukkan masalah bermakna dalam mempelajari hal-hal akademis seperti membaca, menulis, menyalin, memahami bacaan panjang, bahkan melakukan perhitungan matematika sederhana dan soal cerita matematika. Hal ini seringkali membuat orang tua dan guru bingung karena anak-anak tersebut telah diyakini dengan pemeriksaan psikometrik mempunyai tingkat kecerdasan yang normal, bahkan tidak jarang sebagian dari mereka mempunyai tingkat kognisi di atas rata-rata.
Kesulitan belajar spesifik
Kesulitan belajar spesifik dikenal sebagai “dyslexia” yang berasal dari bahasa Greek yaitu “dys” berarti kesulitan, dan “lexis” yang berarti bahasa, sehingga dyslexia bermakna sebagai kesulitan belajar spesifik berupa kesulitan membaca, mengeja, dan menulis, yang tidak sebanding dengan tingkat intelegensinya.
Apa bedanya dengan “kesulitan belajar”?
Terminologi “Kesulitan belajar” diberikan pada kondisi dimana kesulitan belajar yang ditemui disandang oleh individu yang memang mengalami gangguan neurologis seperti Pervasive Developmental Disorders (Autis, Rett Syndrome, Childhood Disintegrative Disorder, Asperger Syndrome, PDD-NOS), tuna grahita, Down Syndrome, gangguan dengar berat, gangguan penglihatan berat, cerebral palsy, dan sindrom-sindrom lainnya. Kesulitan belajar terjadi pada individu dengan tingkat intelegensi yang memang di bawah rata-rata, sehingga sesungguhnya kesulitan tersebut merupakan hal yang”wajar” dan sudah dapat diprediksikan sebelumnya.
Terminologi “Kesulitan belajar spesifik” diberikan pada keadaan dimana kesulitan belajar yang ditemui disandang oleh individu yang normal, tidak mempunyai penyakit atau kelainan saraf seperti yang disebutkan di atas, mempunyai tingkat kecerdasan yang normal atau di atas rata-rata. Kesulitan belajar spesifik ini dapat dikenali dini dan jika diintervensi secepat mungkin akan memberikan prognosis yang sangat baik. Sedangkan jika tidak mendapatkan penanganan yang pas, dapat berakhir menjadi individu yang selalu terpuruk prestasi akademisnya, mempunyai self-esteem yang buruk, dan tidak sukses dalam kehidupan dewasanya kelak.
Kesulitan belajar spesifik tidak disebabkan karena kurangnya motivasi ataupun adanya gangguan pada area sensoris, instruksi yang tidak tepat atau keterbatasan dalam berpengalaman – namun dapat terjadi bersamaan dengan kondisi-kondisi tersebut. Kesulitan belajar spesifik juga tidak disebabkan karena kurangnya perhatian orang tua kepada anak, atau karena orang tua terlalu sibuk, atau karena kondisi hipotonia maupun gangguan tulang belakang.
Kelompok yang berisiko dan tanda-tanda dini
Saat anak berada di usia pra-sekolah atau Taman Kanak-Kanak, terdapat kelompok anak yang perlu diwaspadai menyandang disleksia jika terdapat hal-hal sbb:
- Adanya riwayat keluarga menyandang kesulitan belajar spesifik
- Anak telat perkembangannya dalam aspek berkomunikasi
- Anak sulit mengenal dan mempelajari ritme lagu
- Anak menunjukkan masalah bermakna dalam mengartikulasikan kata-kata
- Anak sulit menemukan kata-kata yang tepat saat berkomunikasi (dapat berupa bicara gagap, bicara terlalu cepat sehingga sulit dimengerti, atau bicara yang melebar dari topik inti)
Anak menunjukkan kesulitan yang bermakna saat mempelajari huruf dan bilangan/angka, dimana anak seringkali tertukar pada huruf-huruf tertentu atau bilangan-bilangan tertentu seperti huruf “b” dengan “p”, “d”,q”; huruf “w” dengan “m”; huruf “m” dengan “n”; huruf “n” dengan “h”, huruf “s” dengan “z”; angka “2” dengan “5”, angka “6” dengan angka”9”, atau huruf-huruf dan angka-angka tersebut ditulis terbalik.
No Comments
Anak saya kembar, dua-duanya didiagnosa disleksia. Saya mendapatkan bantuan yang menajubkan dari dyslexia center di Jakarta yang bertempat di cideng barat dalam no.7. Contact person dgn Ms Vica 08988060605 atau 3520688. Semoga membantu.