[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]D[/dropcap]ewasa ini ada banyak metode persalinan. Persalinan per vaginam (yang disebut orang sebagai persalinan normal), seksio sesarea, water birth, hypno birthing, dll. Tak jarang ibu meminta dokter metode persalinan tertentu.
Normalnya, keputusan jenis persalinan tergantung pada kasus/keadaan ibu saat hamil. Jika tidak ada kontraindikasi persalinan per vaginam, seperti plasenta previa (plasenta berada di bawah), atau penyulit kehamilan lain, diusahakan persalinan per vaginam. Tindakan lain, seperti caesar semestinya atas indikasi medis.
Apakah dokter selalu meluluskan permintaan pasien, misalnya pasien minta persalinannya melalui caesar, water birth, dan sebagainya? Itu merupakan hak pasien.
Berbagai alternative birth, seperti water birth, hypno birthing, dll, atau caesar merupakan hak pasien, yang penting dokter menjelaskan proses persalinan dengan sebaik-baiknya. Pasien berhak mengetahui benefit and risk atas pilihan-pilihan tersebut.
Bila dokter kandungannya bersedia melakukan, dapat dikerjakan. Tapi jika tidak setuju, dapat memilih second opinion. Sekali lagi itu hak pasien.
Mencegah berbagai hal yang tidak diinginkan, sebaiknya mendekati persalinan. Dokter menjelaskan kepada ibu hamil tentang semua hal yang terkait persalinan, termasuk jika persalinan per vaginam mengalami kemacetan, atau bayi mengalami hipoksia (bayi kekurangan oksigen), dan sebagainya, serta perubahan rencana persalinan. Satu hal lagi, penjelasan ini sebaiknya diberikan saat ibu hamil didampingi suami atau keluarga terdekat.
Saran saya buat ibu yang hendak bersalin, tenangkan pikiran, jauhkan dari ketakutan-ketakutan, dan sebaiknya ada suami atau keluarga yang menampingi agar ibu merasa tenang, dan dokter dapat meminta persetujuan bila harus dilakukan tindakan tertentu.