[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]M[/dropcap]engapa bermain menjadi penting untuk anak-anak? Yang pertama adalah bermain merupakan kegiatan utama anak terutama pada masa kanak-kanak awal. Play is the main business for a child. Bermain sama pentingnya seperti bekerja pada orang dewasa. Lewat bermain, anak mendapatkan banyak manfaat terutama untuk aspek perkembangannya.
Ada beberapa manfaat bermain pada anak, dilihat dari aspek fisik motorik, sosial, emosi dan kepribadian dan juga aspek kognitif. Berikut adalah penjelasannya:
1. Manfaat bermain dalam aspek fisik motorik
– melatih otot-otot tubuh anak
– melatih kemampuan motorik kasar dan halus
– dengan bermain, anak dapat menyalurkan tenaganya
– mempertajam kepekaan panca indera
2. Manfaat bermain dalam aspek sosial
– membina relasi dengan orang lain.
– melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain
– anak dapat belajar peran sosial
– anak juga dapat belajar peran jenis kelamin
– membantu anak mengatasi masalah
– membantu anak untuk belajar tentang aturan dan moral
3. Manfaat bermain dalam aspek emosi dan kepribadian
– anak dapat mengekspresikan dirinya
– anak dapat mengembangkan konsep diri yang positif
– membantu anak belajar untuk bersikap sportif
– belajar agar anak menjadi cepat dan tanggap dengan kondisi di sekitarnya
– anak jadi lebih menyenangkan, tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk teman-temannya
– yang terpenting adalah, dengan bermain anak-anak dapat melepaskan ketegangannya
4. Manfaat bermain dalam aspek kognitif
– mengasah kreatifitas anak
– mempelajari konsep baru
– belajar menyelesaikan masalah
– mengembangkan daya imajinasi
– meningkatkan perkembangan bahasa
– mengembangkan daya eksplorasi anak
– mempertajam daya ingat
Referensi:
- Ratifikasi mengenai HAK ANAK menurut pemerintah RI (1990)
- Papalia, Olds and Feldman. Human development, 9thed. Boston: McGraw-hill. 2004
- Tedjasaputra, Mayke S. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta. Grasindo. 2001
- Johnson, J.E, et al. Play and early Childhood Development, 2nded. New York. Longman. 1999