Menstruasi ?
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]P[/dropcap]asti anda sudah tak asing lagi dengan kata tersebut, terutama para wanita. Tapi, tahukah anda tahu bahwa sebagian wanita terkadang menyeringai ketika mendengar kata itu. Bukan karena tidak ikhlas menerima kodrat wanita yang satu ini, melainkan mungkin rasa takut yang akan mereka rasakan?
Nyeri haid atau yang sering disebut dismenorea dalam bidang kedokteran merupakan gejala nyeri dan ketidaknyamanan yang bersifat cramping (dipuntir-puntir), di bagian bawah perut, punggung bawah bahkan sampai paha. Nyeri ini biasanya timbul bersamaan dengan haid, sebelum haid atau bisa juga segera setelah haid. Nyeri yang dialami para wanita saat datang bulan ini sangat bersifat individual dengan tingkat kram yang bervariasi mulai dari yang ringan sampai rasa sakit hebat yang mampu menghentikan aktifitas sehari-hari.
Pada dasarnya dismenorea dibagi menjadi dua, dismenorea primer dan sekunder. Dismenorea primer terjadi tanpa disertai adanya kelainan anatomis sementara dismenorea sekunder berkaitan dengan kelainan seperti endometriosis, radang pelvis, kista ovarium, polip uteri, dll. Dismenorea primer umumnya timbul sejak tahun pertama atau kedua haid yaitu usia 15 – 25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Dismenorea sekunder biasanya terjadi beberapa tahun setelah menarche, dapat juga dimulai setelah usia 25 tahun. Pada dismenorea sekunder dapat pula disertai perdarahan yang abnormal.
Banyak ahli kesehatan yang mencoba mengatasi keluhan nyeri haid ini, mulai dari terapi relaksasi sampai terapi dengan obat-obatan. Terapi relaksasi berupa menghangatkan perut bagian bawah dengan botol berisi air panas (di bawah pusar) atau pinggang bagian belakang. Lakukan pemijatan secara lembut di sekitar perut bawah dengan gerakan memutar menggunakan ujung-ujung jari. Atau gosok daerah pinggang secara perlahan. Berbaring dan ganjal kaki dengan bantal supaya posisinya lebih tinggi, atau tidur miring dan lutut ditekuk. Atau dapat pula dengan menungging, sehingga rahim tergantung ke bawah seperti meditasi atau yoga, atau bernapas dalam secara perlahan beberapa kali. Sangat penting untuk mengasup minuman hangat (air putih) dan makanan ringan kompleks seperti buah-buahan, sayuran, dan sereal. Juga hindari makanan tinggi garam, gula, alkohol, kafein. Satu lagi, jangan lupa lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki.
Ada pula saran berupa obat yang mengandung antiinflamasi, seperti ibuprofen, tetapi sebaiknya dikonsultasikan terlebih dulu pada dokter. Beberapa obat sejenis yang ditujukan untuk mengurangi rasa sakit ini, bisa saja menimbulkan efek yang tak baik terutama jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Efek yang tak baik ini juga termasuk adanya kecanduan. Kecaduan obat pereda sakit bisa dilihat dari gejala yang muncul, seperti berkeringat, gelisah dan mual jika obat tidak dikonsumsi. Jika gejala ini dialami sebaiknya segera konsultasi ke dokter agar tidak berlanjut. Selain itu, konsumsi suplemen vitamin E, B6, dan magnesium, atau minyak ikan juga dapat membantu meningkatkan ambang nyeri pada tubuh artinya tubuh tidak mudah merasa nyeri.
Nyeri yang dialami wanita saat haid memang suatu hal yang sering terjadi, tapi bukan berarti kita membiarkan rasa nyeri haid itu sampai menggangu aktifitas bahkan membuat hal yang semakin buruk bisa terjadi pada diri kita. Jadi, kenali jenis rasa nyeri anda dan temukan solusinya.