Siapa saja yang bisa terserang DBD?
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) dapat mengenai semua usia dan semua kelompok masyarakat. Di Indonesia, penyakit DBD merupakan penyakit endemik, artinya penyakit ini selalu ada sepanjang tahun. Kelompok terbanyak penderita DBD beberapa tahun lalu adalah anak usia 4-10 tahun, walaupun DBD juga dapat mengenai bayi di bawah satu tahun
Bagaimana penularannya?
Penularan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina dewasa yang terinfeksi virus dengue. Virus dengue masuk ke tubuh manusia melalui ludah nyamuk saat menggigit. Nyamuk lain bila menggigit orang tersebut akan mengisap darah yang mengandung virus dengue, virus tersebut akan berkembang biak dan siap untuk masuk ke dalam darah manusia lagi saat nyamuk menggigit manusia berikutnya.
Nyamuk Aedes aegypti betina dewasa biasanya menggigit pada pagi dan siang hari. Nyamuk ini menyenangi hidup di tempat yang teduh, terlindung matahari. Ini menjelaskan mengapa balita paling banyak terserang DBD, karena mereka masih membuthkan tidur pagi dan siang, menjadi sasaran empuk nyamuk Aedes aegypti. Selain itu nyamuk juga banyak ditemukan di sekolah yang gelap dan lembab, dengan demikian anak sekolah menjadi sasaran gigitan nyamuk pada pagi dan siang hari saat jam sekolah.
Bagaimana gejalanya?
Faktor daya tahan tubuh anak yang belum berkembang sempurna merupakan penyabab penyakit DBD lebih banyak menyerang anak-anak dibandingkan dewasa. Gejala biasanya lebih berat pada anak-anak dibandingkan dewasa.
Infeksi virus dengue tidak selalu menimbulkan gejala. Sebagian dapat tanpa gejala, sebagian menimbulkan gejala dengan derajat gejala yang bervariasi. Gejala awal biasanya tidak khas, antara lain nyeri kepala, nyeri tulang/otot/sendi, atau nyeri pada bola mata. Gejala ini biasanya dikelukan oleh penderita yang lebih besar. Demam merupakan gejala awal utama yang paling khas pada infeksi virus dengue, yakni demam tinggi dan timbul mendadak, kadang disertai menggigil selama 3 hari, biasanya tidak respons dengan pemberian obat penurun panas, suhu turun pada hari ke-4-5, selanjutnya naik kembali pada hari ke-6, keadaan ini memperlihatkan dua puncak demam.
Tanda fisik lain anak terlihat lesu dan lemah, anak lebih senang duduk diam atau tiduran, nafsu makan menurun karena rasa tidak enak di perut (ulu hati atau perut kanan atas), mual, muntah, dan pada anak kecil dapat disertai diare 3-5 kali sehari. Perhatikan apakah ada ruam merah pada kulit (petechiae) pada tangan, kaki, dada, punggung yang bila diregangkan tetap ada, perdarahan seperti mimisan, perdarahan gusi, napas cepat, jumlah urin berkurang, tangan dan kaki teraba dingin.
Apa yang dapat dilakukan orangtua di rumah?
Sebagaimana penyakit yang disebabkan oleh virus, DBD merupakan penyakit yang akan sembuh sendiri. Pertolongan pertama adalah memberikan obat penurun panas dan pemberian cairan dalam jumlah cukup sampai lewatnya masa kritis. Obat penurun demam yang direkomendasikan oleh WHO untuk menurunkan demam pada DBD adalah parasetamol. Tidak ada obat yang dapat mematikan virus dengue.
Masa kritis biasanya timbul di hari ke 4-6. Bila pada waktu ini terjadi penurunan demam, perhatikan apakah anak menjadi aktif kembali dan main seperti biasa, yang berarti anak benar sembuh. Namun bila demam turun, anak terlihat semakin lemah, lesu, perhatikan apakah tangan dan kaki teraba dingin, yang artinya terjadi syok pada anak. Segera bawa anak ke rumah sakit.
Referensi :
- Prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. Comprehensive guidelines. New Delhi: WHO, 2003
- Tumbelaka A.R. Diagnosis demam dengue/demam berdarah dengue. Dalam demam berdarah dengue. Naskah lengkap pelatihan bagi pelatih dokter spesialis anak dan dokterspesialis penyakit dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2004
- World Health Organization. Dengue. Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New Edition 2009; p.25, 34.