Gigi sensitif merupakan istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya hypersensitive dentine, yaitu terbukanya dentin akibat menipisnya email dan atau turunnya gusi. Dentin mempunyai saluran-saluran sangat kecil yang langsung berhubungan dengan syaraf gigi. Gigi yang paling rentan terhadap hypersensitive dentine adalah gigi geraham atas. Insiden terjadinya hypersensitive dentine lebih tinggi pada wanita daripada pria, seperti di Indonesia presentasenya mencapai 52,4% dan paling parah terjadi pada usia 20-40 tahun.
Penderita gigi sensitif dapat mengalami rasa tidak nyaman dalam jangka waktu tertentu, khususnya ketika mengonsumsi makanan atau minuman dingin atau panas. Banyak pula penderita yang mengalami ngilu ketika mengonsumsi makanan manis atau asam.
Apa saja penyebab gigi sensitif?
- Kebiasaan menggosok gigi dengan cara yang tidak tepat, yaitu terlalu keras atau menyikat gigi dari kiri ke kanan. Kebiasaan seperti ini, dapat membuat gusi mengalami iritasi atau gusi menurun dari leher gigi, yang lama kelamaan akar gigi terbuka, leher gigi berlubang, lapisan email berkurang ketebalannya. Sehingga bila minum air dingin, asam/manis atau bahkan tersentuh bulu sikat gigi pun akan terasa ngilu.
- Tindakan mengikir gigi dapat mengikis lapisan email dan membuka lapisan dentin yang ada dibawahnya.
- Menumpuknya plak pada permukaan akar dapat memicu kondisi gigi sensitif. Gigi yang patahpun dapat dipenuhi bakteri dari plak dan masuk ke saluran tubulus dentine yang kemudian memicu radang.
- Konsumsi makanan yang mengandung asam tinggi seperti jeruk, tomat, acar dan teh secara regular dapat membuat erosi email gigi.
- Kebiasaan mengunyah yang salah dan beban kunyah yang tidak seimbang juga dapat memicu timbulnya keluhan gigi sensitif.
- Penumpukan sisa-sisa makanan di daerah pertemuan gigi dengan gigi/kontak gigi.
Cegah dari sekarang
Rasa ngilu pada gigi sensitif dapat dipicu oleh berbagai hal, agar tetap nyaman saat menikmati hidangan favorit, coba ikuti beberapa saran berikut:
- Hilangkan kebiasaan menggosok gigi dengan tekanan keras dan dengan gerakan kiri-kanan.
- Sikat gigi di waktu yang tepat, yaitu kurang lebih 20 menit setelah makan, karena setelah makan kondisi mulut masih dalam keadaan asam sehingga penyikatan akan meruntuhkan email yang berperan sebagai pelindung gigi.
- Hindari penggunaan sikat gigi yang bulu sikatnya sudah rusak.
- Ganti sikat gigi apabila bulu sikat sudah tidak beraturan, karena dapat melukai gusi dan efek pembersihan tidak maksimal.
- Hindari konsumsi makanan atau minuman yang memiliki suhu ekstrim pada saat yang bersamaan.
- Hindari konsumsi makanan yang terlalu asam atau manis.
- Hindari konsumsi karbohidrat secara berlebihan, karena dapat terfermentasi dan menghasilkan asam sehingga dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan gigi.
- Hindari minuman berkarbonasi secara berlebih karena dapat mengurangi kekerasan permukaan lapisan email dan dentin gigi.
Referensi:
Bartold PM. Dentinal Hypersensitivity: a Review. Aust Dent J. 2006 (51): 212-18
K Chonishvili, V Chonishvili. Annals of Biomedical Research and Education-Tooth sensitivity and whitening. Dental Clinic “Face” Tbilisi, Georgia. 2005