Infeksi pada bayi baru lahir dapat terjadi dalam kehamilan, pada waktu lahir, atau setelah lahir. Berikut 5 infeksi yang dapat terjadi pada bayi baru lahir:
a. Infeksi kulit.
Sebagai bagian tubuh terluar, kulit paling rentan terkena infeksi. Jenis infeksi yang paling sering terjadi antara lain dermatitis popok, biang keringat, dermatitis atopik, dsb.
b. Hepatitis B.
Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B aktif maupun tak bergejala (HbsAg positif) dapat terkena hepatitis B pula. Gejala hepatitis B pada bayi tidak jelas. Bila ibu HbsAg positif, bayi harus mendapat globulin imun hepatitis B 12 jam sesudah lahir. Selanjutnya diberikan vaksin hepatitis B. Pemberian ASI harus dipertimbangkan, karena dapat mengganggu imunisasi.
c. Tetanus neonatorum.
Tetanus pada bayi disebabkan oleh kuman yang masuk melalui luka tali pusat, akibat perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat yang tidak steril. Penyakit ini sudah jarang terjadi di kota-kota besar karena penggunaan alat yang sudah steril. Imunisasi tetanus pada ibu hamil dapat mencegah penyakit ini.
d. Konjungtivitis
Konjungtivis (radang selaput mata) dapat terjadi akibat peradangan sekunder dari larutan perak nitrat yang diteteskan ke mata, infeksi kuman Neisseria gonorhoeae, Chlamydia trachomatis, dan Staphyllococcus aureus. Gejalanya yaitu terdapat kotoran pada kedua mata bayi, kadang disertai kemerahan dan pembengkakan kelopak mata. Pengobatan dengan membersihkan mata dengan larutan garam fisiologis kemudian diberi obat tetes mata
e. Diare.
Diare pada bayi baru lahir biasanya disebabkan oleh kuman E.coli, Echovius, Rotavirus dan Adenovirus. Bahaya yang paling ditakuti adalah kehilangan cairan atau dehidrasi. Tatalaksananya dengan memberikan cairan pengganti, mengatur keseimbangan elektrolit serta memberikan antibotika bila perlu.