[quote type=”center”]Mengeces pada bayi sering disebabkan tumbuhnya gigi. Tapi, kalau sudah berumur 2 tahun masih ngeces, apa yang salah ya?[/quote]
“Wah, waktu ngidam enggak kesampaian ya ? Tuh akibatnya, anakmu ngeces…”
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]K[/dropcap]alimat seperti itu mungkin pernah Anda dengar. Bahwa ngiler atau ngeces (drooling) sering dianggap sebagai akibat ibu hamil yang belum kesampaian atas yang dia inginkan. Tentu saja ini mitos.
Mengeces atau tidak, dipengaruhi pematangan fungsi otot mulut. Sampai umur 18-24 bulan, fungsi gerakan mulut masih kurang sempurna sehingga wajar saja kalau anak mengeces. Mengeces juga ada komplikasinya. Kulit sekitar mulut menjadi basah, mudah infeksi, sering harus mengganti celemek dan baju, mainan dan buku jadi basah dan rusak.
Mengapa mengeces ?
- Apakah disebabkan produksi ludah yang terlalu banyak ? Bisa juga, hanya kasusnya jarang. Ingat tidak bahwa liur kita menjadi banyak kalau makan buah yang asam? Beberapa jenis obat juga menyebabkan produksi ludah yang banyak.
- Sebagian anak yang mengeces berlebihan disebabkan gangguan motorik yang disebut sebagai cerebral palsy. Anak memang mengalami kelumpuhan termasuk gangguan otot mulut. Ludah jadi tidak bisa tertelan.
- Anak-anak yang mengalami kesulitan menelan juga sering mengeces. Faktor lain misalnya lidah yang besar, karies gigi, gigi tidak menutup baik, atau infeksi gusi. Hidung tersumbat dengan bernapas melalui mulut atau pilek kronik juga menyebabkan mengeces.
Apa fungsi fungsi ludah ?
Ludah jumlahnya 1-1,5 liter per hari. Sebanyak 70% berasal dari kelenjar di bawah tulang rahang, jumlahnya tidak dipengaruhi makanan. Sebanyak 20% diproduksi oleh kelenjar parotis. Yang 20% inilah yang produksinya dipengaruhi makanan. Sisanya 10% diproduksi oleh kelenjar di bawah lidah. Air ludah melindungi gigi dan gusi dari infeksi, mencuci mulut sehingga tidak bau, serta membantu mencerna protein dan karbohidrat karena mengandung enzim amilase.
Adakah pemeriksaan yang harus dilakukan ?
Kalau mengeces berlebihan dan tetap mengeces setelah umur 2 tahun, harus dilakukan pemeriksaan tertentu.
- Pemeriksaan saraf secara lengkap
- Foto untuk melihat pembesaran adenoid
- Foto khusus untuk mempelajari mekanisme menelan
- Pemeriksaan dengan radioisotop untuk menilai kelenjar ludah
- Nasofaringoskopi, dengan pipa untuk melihat langsung keadaan hidung dan adenoid.
Ada obatnya tidak ?
Biasanya diperlukan kerjasama tim: dokter THT, dokter gigi, terapi wicara dan fisioterapi.
- Latihan otot mulut termasuk stabilisasi posisi kepala dan leher, mengurangi menjulurkan lidah, meningkatkan sensasi bahwa ada makanan di mulut, latihan menelan dan pemijatan. Latihan ini makan waktu lama, bisa minimal 6 bulan. Di rumah ibu dapat memberikan mainan yang dapat digigit untuk melatih otot mulut. Kebersihan mulut juga harus dijaga.
- Terapi perilaku. Dapat dilatih mengenal perintah sederhana untuk menelan, reward atau hadiah.
- Terapi obat. Biasanya digunakan obat antikolinergik. Cuma sayangnya dosis yang dibutuhkan akan menyebabkan beberapa efek samping. Anak menjadi gelisah, mengantuk, sulit mengatur suhu tubuh, susah buang air besar, wajahnya menjadi kemerahan.
- Terapi bedah pada kasus yang sangat sulit. Biasanya bila anak sudah berumur lebih dari 6 tahun dan terapi biasa sudah dilakukan 6 bulan tanpa hasil.
Referensi :
- Traci L Vaughn TL, Brown KR. Drooling. Emedicine. 2003.
- Crysdale WS: Management options for the drooling patient. Ear Nose Throat J 1989: 820, 825-6, 829-30.
No Comments
Trims Dok Infonya sangat bermanfaat… anak sy sdh 21 bulan masih Ngeces… gmn ya dok..? mohon petunjuknya sukses selalu gad bless U
Bila mengeces tidak disertai kelainan perkembangan, tidak sulit menelan, atau mudah infeksi, anak tidak perlu diterapi apa-apa. Ditunggu saja ya Bu, hingga berhenti sendiri, atau bisa menggunakan latihan otot mulut seperti tertera di artikel. Terima kasih.. 🙂